Minggu, 21 Juni 2015

KEBERSAMAAN



Martinus Jimung

          Di dunia institusi/lembaga atau komunitas, sejak dunia diciptakan terdapat kata sakti dan keramat, yakni ‘Kebersamaan’.

          Institusi kelas teri sampai kelas kakap, semua wajib mempunyai direktur kebersamaan. Sekali ketahuan institusi/lembaga atau komunitas tidak patuh pada komitmen kebersamaan bisa menghantar ke jurang kehancuran.

Dalam tubuh suatu lembaga/institusi atau komunitas Pendidikan sebenarnya kata kebersamaan dan komiment sudah mendarah daging. Seorang dosen/guru atau staf digambarkan seperti seekor semut merah, yang satu kaki menekan di tanah di mana dia berada, sementara kaki yang lain siap melangkah setiap saat ketika tuntutan pekerjaan memintanya. Dalam buku Spiritualitas Doa, suatu kesimpulan diambil, bahwa kata sakti ‘kebersamaan’ inilah yang menjadi sokoguru suatu institusi atau komunitas.

         Apabila dua dimensi kebersamaan tersebut dipadukan, muncul pertanyaan yang menarik: ‘Apakah suatu Lembaga Pendidikan juga mempunyai tradisi membangun kebersamaan dan komitment dalam mencairkan suasana hati dan pikiran di tengah guritan kesibukan rutinitas pekerjaan harian?’
Tuntutan Pekerjaan
            Ketika tuntutan dunia pekerjaan meningkat yang berbasis pada kinerja, dunia pendidikan memunculkan bisul-bisul penyakit yang siap menebarkan krisis kebersamaan. Karena setiap pribadi sibuk dengan pekerjaannya sehingga ia lupa sesama. Ancaman ini


sangat mengkhawatirkan para pendidik di setiap Lembaga Pendidikan mulai dari jenjang Pendidikan Rendah (SD, SMP dan SMA) sampai Perguruan Tinggi.
            Selama dua semester periode 2010/2011 Keluarga Besar Akedemi Keperawatan Fatima Parepare tenggelam dalam rutinitas pekerjaan sebagai pendidik dan pengajar, melahirkan ide spektakuler bahwa ‘membangun kebersamaan’ yang dikemas dalam bentuk rekreasi sehari bersama merupakan sebuah pilihan ideal untuk melepaskan beban fisik dan psikis di tengah tumpukan pekerjaan harian. 
Pimpinan Institusi AKPER Fatima Parepare bersama jajarannya (Dosen dan Staf) merealisasikan ide rekreasi bersama ini pada tanggal 23 Agustus 2011 di pantai Suppa,Pinrang.               Rekreasi bersama dosen dan staf ini menjadi acuan dasar untuk pengelolaan pendidikan yang lebih enjoy berbasiskan kinerja. Dari sudut pandang ini, kebersamaan menjadi salah satu kata keramat dalam mengelola suatu Lembaga Pendidikan yang memeras otak dan fisik.
 Secara ringkas, rekreasi bersama sehari Dosen dan Staf AKPER Fatima Parepare di pantai Suppa, Pinrang menandaskan tiga hal.
1.      Rekreasi bersama merupakan salah satu langkah untuk memulihkan kelelahan otak dan fisik di tengah kesibukan pekejaan.
2.      Institusi yang inovatif dan kreatif adalah institusi yang meletakan kebersamaan sebagai sokogurunya.
3.      Kebersamaan akan lebih bermakna kalau terprogram secara baik dan berkesinambungan.
 
 Ringkasnya, sebuah institusi atau komunitas apa pun jenisnya, hanya akan efektif dan efisien mencapai sasaran kalau kebersamaan itu dibangun atas dasar komitment bersama yang terencana dan berkesinambungan.**
             


1 komentar:

  1. Profisiat Pak Martin, terus berkarya...sukses selalu

    BalasHapus