Senin, 23 November 2015

SPIRITUALITAS KELUARGA



Martinus Jimung


Spiritualitas keluarga bukanlah suatu yang baru, bukan pula suatu yang tabu, melainkan  suatu yang melekat pada keluarga sebagai manusia. Hal ini disebabkan karena keluarga sebagai ‘persatuan’ manusia tidak hanya terdiri dari tubuh saja, melainkan juga jiwa spiritual, sehingga ia selalu memiliki kecenderungan untuk menemukan jati dirinya dengan mengenali Sang Pencipta. Karena itu sudah selayaknya, hidup dan karya keluarga akan berusaha untuk mengenal diri dan Tuhan, dan di sinilah spiritualitas keluarga berperan dalam kehidupannya.
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga mengalami pergumulan untuk pencarian jati dirinya, yakni kebahagiaan. Maka tidak mengherankan bahwa di dalam pergumulan itu, banyak keluarga mengalami seperti yang diserukan oleh Santo Agustinus: ‘Hatiku tak pernah merasa damai sampai aku beristirahat di dalam Engkau, ya Tuhan’.  Di sini, Tuhanlah yang menjadi sumber kebahagiaan keluarga, dan Tuhan pula yang memberi arti dan maksud hidup keluarga. Maka, keluarga  yang mengandalkan Tuhan dalam hidup dan karyanya, mereka akan menemukan damai dan pemenuhan makna hidup spiritual itu.
Kesaksian dari banyak keluarga membuktikan hal ini: ada banyak keluarga yang secara materiil tak kurang sesuatu apapun, tetapi tidak bahagia, sementara ada keluarga lain yang hidup sederhana tetapi dapat sungguh berbahagia dan menikmati hidup. Hal ini dapat dimengerti karena spiritualitaslah yang membedakan keduanya.
Spiritualitas keluarga itu mengacu pada nilai-nilai religius yang mengarahkan tindakan mereka. Jika nilai-nilai yang dipegang oleh keluarga tidak mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang dicapai adalah ‘semu’. Sebaliknya, jika nilai-nilai itu mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang diperoleh adalah kebahagiaan sejati.
Spiritualitas keluarga itu tidak terbatas pada agama tertentu, tidak pula tergantung pada kekayaan, jabatan, status sosial dan etnis. Sebaliknya, ia terarah pada Tuhan sang Pencipta. Karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan yang satu dan sama, dan karena hanya di dalam Tuhanlah keluarga mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan di dalam kehidupannya. Mengapa tidak? Mari kita coba menghidupkan spiritualitas keluarga di dalam keluarga kita masing-masing. Sebab kalau bukan dari dalam keluarga kita sendiri, siapa lagi?**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar