Martinus
Jimung,S.Fil.M.Si.M.Kes[1]
|
Ada
dua informasi penting bila kita hendak mengupas perilaku hidup sehat dalam
masyarakat. Pertama, apakah perilaku hidup sehat merupakan kebutuhan mendesak
yang perlu direalisasikan bila kita mencintai pola hidup sehat. Kedua,
bagaimana dampak perilaku hidup tidak sehat terhadap kehidupan sosial dalam masyarakat.
Perilaku
Hidup Sehat
Ukuran
masyarakat sehat tidak cukup hanya terlihat dari terpenuhnya semua kebutuhan
hidup sehat, melainkan kualitas perilaku hidup individu dalam merespons
berbagai hal yang turut mengganggu pola hidup sehat. Dalam prinsip ilmu
kesehatan, lebih baik mencegah daripada mengobati.
Namun,
perilaku hidup manusia seringkali menjadi pemicu terjadinya pola hidup tidak
sehat dalam masyarakat, yang pada gilirannya melahirkan berbagai masalah
sosial. Gara-gara perilaku hidup kurang sehat, lingkungan menjadi kurang bersih,
sampah berserakan dan masyarakat menjadi tidak sehat. Meskipun sudah banyak
upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah perilaku hidup kurang
sehat, tetapi sampah tetap saja terlihat menumpuk di mana-mana. Masyarakat
masih suka membuang sampah sembarangan. Tempat sampah sudah disediakan oleh
pemerintah, tetapi anehnya tempat sampah itu sepertinya tidak berfungsi. Hal
itu terjadi dipredikasi karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang
sampah pada tempatnya, minimnya pengetahuan masyarakat akan bahaya sampah bagi
kesehatan dan lingkungan sekitarnya, juga bertambahnya populasi penduduk akan
menghasilkan timbunan sampah di mana-mana serta berkurangnya lahan untuk
pengolahan sampah. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai masalah sosial dalam
masyarakat seperti SPAL (saluran pembuangan aliran limbah) tersumbat, sampah
berserakan di mana-mana, bau yang sangat menyengat dan muncul berbagai penyakit
seperti ispa, disentri, diare, tifus, DBD dan dermatitis (penyakit kulit).
Di Indonesia volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan
pertambahan penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat
pada tahun 2012 rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sekitar 2 kg
per orang per hari. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang
dihasilkan oleh suatu kota setiap hari dengan mengalikan jumlah penduduknya dengan 2 kg per orang
per hari (Viva News, 2012).
Fakta ini
menunjukkan bahwa perilaku
masyarakat yang belum mempedulikan sampah dapat menimbulkan
berbagai masalah sosial.
Perilaku sosial tersebut disinyalir berasal dari persepsi masyarakat yang menganggap
sampah sebagai barang kotor, tidak berharga, tidak bermanfaat, dan tidak
mempunyai nilai ekonomi. Persepsi tersebut mendorong masyarakat untuk mencari
cara yang paling mudah dan murah dalam menangani sampah rumah tangganya yaitu
dengan membuang atau membakarnya. Maka penguatan perilaku
hidup sehat dalam masyarakat merupakan kebutuhan mendesak yang perlu disikapi
secara jernih dan bertanggung jawab oleh semua pihak, bila hendak mencapai
masyarakat sehat.
Masyarakat
Sehat
Persoalan serius lain dengan
masyarakat kita adalah rendahnya budaya menghargai pola hidup sehat yang berkesinambungan.
Hal itu dapat dianalisis dari minimnya kebiasaan masyarakat kita menabung untuk
kesehatan. Pada hal ada banyak tawaran dari Pemerintah dan Swasta menabung
untuk kesehatan. Sebut saja BPJS Kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
yang berlaku sejak 1 Januari 2014, tetapi tidak semua masyarakat Indonesia yang
mendaftarkan diri sebagai anggota BPJS Kesehatan.
Masyarakat
sehat adalah masyarakat yang mampu merencanakan dan menabung untuk kesehatan
sejak dini, dan bukan ketika sakit baru mencari dana. Akibatnya, istirahat di
rumah sakit tidak tenang dan ingin cepat pulang karena terganjal dengan
pembayaran. Memang sulit dipahami prinsip hidup masyarakat Indonesia yang tidak
biasa berpikir secara rasional, kita suka menggunakan logika berpikir tiba-tiba
bila sakit baru mencari duit. Namun, kita tidak bisa mempersalahkan hal
tersebut. Itulah budaya masyarakat Indonesia yang tidak lazim terjadi di dunia
barat.
Kendati
demikian, masyarakat sehat selalu menjadi cita-cita dan harapan semua orang. Selalu
ada masyarakat yang ingin hidup sehat, yang selalu menyisihkan dananya setiap
bulan untuk kesehatan, yang tidak larut dan hanyut dalam perilaku tidak sehat, serta
siap memberi teladan hidup berpikir dan bertindak sehat dalam keseharian
hidupnya.
Dalam
perspektif kesehatan, perilaku hidup sehat menunjang masyarakat sehat. Sebaliknya,
perilaku hidup tidak sehat dapat memunculkan berbagai masalah sosial dalam
masyarakat. Di bidang kesehatan keluarga dan lingkungan, kita masih memiliki
tanggung jawab yang besar, terutama mencegah perilaku hidup tidak sehat dalam
keluarga dan masyarakat. Dalam aspek perilaku tumbuh sikap apatis yang membuang
sampah sembarangan, merokok di tempat-tempat umum yang tanpa menghiraukan
sesama yang ada disekitarnya dan budaya minum yang dapat menurunan aktivitas
otak.
Gambaran ini menuntut semua pihak untuk belajar hidup
sehat. Kebiasaan perilaku hidup kurang sehat harus segera diakhiri, bila kita
mendambahkan masyarakat sehat. Karena hanya dengan cara demikian, harapan perilaku
hidup sehat menunjang masyarakat sehat bukanlah sebuah utopi belaka, melainkan
suatu kenyataan
bener sob, orang indonesia harus lebih membiasakan hidup sehat..
BalasHapushttp://obattraditional.com/